
MARSEILLES, KOMPAS.com -
Observasi para astronom kembali membuahkan hasil. Sebuah planet baru
bernama Corot-20b ditemukan. Planet ini tergolong planet gas raksasa dan
berjarak 4000 tahun cahaya dari Bumi.
Planet ini ditemukan tahun
2011 lewat misi European CoRoT, teleskop antariksa yang memburu planet
dengan melihat kedipan cahaya bintang saat suatu planet melewati muka
bintang tersebut. Penemuan juga dibantu dengan instrumen HARPS di
observatorium Chile untuk mengonfoirmasi keberadaan planet dengan
melihat "goyangan" akibat tarikan gravitasi planet.
Kombinasi dua
teknik itu berhasil mengungkap bahwa Corot-20b memiliki orbit elips dan
mengelilingi bintang induknya (Corot-20) pada jarak terjauh 13.463.820
kilometer. Astronom juga berhasil mengungkap ukuran dan massa Corot-20b.
Diketahui, ukuran planet tersebut hanya 4/5 Jupiter namun massanya
mencapai 7 kali Jupiter.
Massa jenis tinggi
Astronom
menaruh perhatian pada rasio ukuran dan massa planet. Dengan rasio yang
begitu "jomplang", Corot-20b menjadi salah satu planet dengan massa
jenis atau kepadatan tertinggi. Teori umum tentang planet gas raksasa
mengungkapkan bahwa setiap planet gas tersusun atas inti padat dan
dikelilingi oleh atmosfer gas yang tebal.
Jika teori itu benar,
maka massa inti Corot-20b adalah 50-77 persen dari massa planet. Ini
sangat kontras dengan massa inti Jupiter yang hanya 15 persen massa
total. Astronom mengungkapkan bahwa untuk bisa memiliki inti yang begitu
massif, Corot-20b harus "melanggar" proses pembentukan planet yang kini
diyakini para astronom.
Konon, planet terbentuk dari debris yang
mengelilingi bintang yang baru terbentuk, disebut piringan protoplanet.
Sejumlah planet dan asteroid bisa terbentuk lewat proses tersebut. Bila
proses yang sama terjadi pada Corot-20b, maka planet tersebut harus
menyedot semua atom dari unsur yang lebih berat dari helium untuk bisa
memiliki inti padat.
"Ini sesuatu yang sulit untuk dipercaya dan
diakui kebenarannya," kata Magali Deleuil dari Laboratory of
Astrophysics of Marseilles di Perancis, seperti dikutip National Geographic, Rabu (22/2/2012).
Memang
ada kemungkinan lain, di mana unsur berat di planet tersebar di
atmosfer, bukan hanya ada di inti. Tetapi, ini juga sulit dipercaya.
Sebab, jika benar, planet ini akan menjadi planet tipe baru.
Bisa
juga, planet dulu berukuran lebih besar, kemudian unsurnya tersedot
oleh bintang induk. Tapi, jarak bintang induk dan Corot-20b tidak
memungkinkan terjadinya hal ini.
Hingga saat ini, jawaban pasti
tentang sebab tingginya massa jenis Corot-20b belum diketahui.
Penelitian tentang jumlah planet yang ada di sistem Corot-20 sedang
dilakukan untuk mendapatkan jawaban.
Temuan Corot-20b dipublikasikan di Astronomy & Astrophysics yang terbit bulan Februari 2012.
SOURCE : kompas.com
No comments:
Post a Comment