Penduduk asli Pulau Paskah, Polinesia, meyakini bahwa patung ini "bernyawa" berjalan sendiri menuju tempat peristirahatannya.

Selama berabad-abad para ilmuwan berusaha untuk
memecahkan misteri bagaimana patung-patung batu kolosal yang berada di
Pulau Paskah, Polinesia dapat bergerak. Sebuah teori baru berhasil
diujicobakan, bagaimana patung yang diyakini sebagai patung bernyawa ini
bergerak.
Patung raksasa juga dikenal dengan sebutan "Moai" memilki berat multi
ton ini diangkut dari tanah pertambangan dan harus menempuh perjalanan
sejauh 11 mil atau sekitar 18 kilometer untuk mencapai lokasi tempat
peristirahatan. Tanpa menggunakan alat pengangkut seperti gerobak atau
hewan besar.
Para ilmuwan telah mengkaji beberapa pendapat di masa lalu bagaimana
patung ini dulunya diangkut. Ada yang berpendapat menggunakan kombinasi
log roll, tali, dan kereta luncur kayu. Arkeolog pun akhirnya
menemukan teori baru bagaimana patung Moai dapat diangkut (digerakkan)
ke lokasi. Yakni patung tersebut memang didesain agar mudah untuk
dipindahkan dengan posisi yang tegak, digulirkan (dijalankan) dengan
menggunakan tali.
Terry Hunt dari Universitas Hawaii dan Lipo Carl dari California
State University Long Beach telah bekerja sama dengan arkeolog Sergio
Rapu, penduduk Pasifik Selatan yang juga bagian dari penduduk pribumi
dari adat Rapanui. Para peneliti ini mengamati bentuk Moai yang gemuk
dan berat, memudahkan patung ini untuk melakukan pergerakan sedikit demi
sedikit maju ke depan, dan permukaan bawah meyerupai huruf D. Sehingga
memungkinan patung ini bergerak (berjalan) dengan posisi berdiri tegak.
Tahun lalu, telah dilakukan uji coba untuk membuktikan bagaimana
patung Moai bisa sampai tempat perisitirahatannya. Dengan menggunakan
tiga buah tali yang kuat dan sedikit latihan, dengan mudah dan dalam
waktu singkat mampu membawa Moai seberat lima ton melakukan pergerakan
sejauh tiga meter.
Sebelumnya, pada tahun 1986 insinyur asal Ceko, Pavel Pavel yang
bekerja sama dengan petualang yang juga penjelajah Norwegia, Thor
Heyerdahl bersama 17 orang relawan telah melakukan uji coba. Caranya,
dengan mendorong patung Moai dengan berat sembilan ton dengan gerakan
maju ke depan, menjaga agar patung tetap berdiri tegak.
Akan tetapi dengan metode yang mereka lakukan tidak berhasil karena
ternyata dasar patung Moai mengalami kerusakan. Tim ini pun menghentikan
uji cobanya. Setahun setelah itu, arkeolog AS Charles Love beserta tim
berusaha memindahkan patung ini dengan menaruhnya di atas kayu luncur
dan berhasil berpindah sejauh 45 meter dalam waktu dua menit.
Meski demikian, penduduk asli Pulau Paskah memiliki jawaban sendiri
yang sederhana, "Kami tahu kebenaran. Patung-patung berjalan sendiri,"
kata Suri Tuki (25), seorang pemandu wisata.
Kisah lengkap pengungkapan misteri ini di Seandainya Mereka Bisa Berkisah di National Geographic Indonesia edisi Juli 2012.
SOURCE : http://nationalgeographic.co.id
No comments:
Post a Comment