Ledakan magnetik dari Matahari diperkirakan akan menghantam Bumi pada 16 Juni, menyebabkan terjadinya badai geomagnetik.

Sudah dua hari berturut-turut, wilayah teraktif
di Matahari, AR1504, meletus disertai dengan ejeksi massa korona (CME).
Ini merupakan ledakan magnetik yang indah dan dinamis dari energi plasma
menuju ke Bumi. Letusan ini mampu melewati ruang antar planet dengan
kecepatan yang sangat dahsyat yaitu 1.360 kilometer per detik atau lebih
dari 3 juta mil per
jam.
Pesawat ruang angkasa NASA, Solar-Terrestrial Relations Observatory
(STEREO) yang mengorbit Matahari dengan arah berlawanan, menangkap
gambar CME. Dari hasil pantauan, CME ini terus meluas dan meluncur ke
ruang antar planet dari titik pandang yang sempurna.
Pada tanggal 13 Juni, AR1504 meletus dan menghasilkan ledakan berdaya M1 disertai dengan CME. Diprediksi,
CME hasil ledakan tersebut akan membentur Planet Venus pada 15 Juni,
Bumi 16 Juni, dan Mars pada 19 Juni 2012. Hari ini, Jumat (15/6), CME
meluncur dari lokasi yang sama dan diperkirakan akan membentur medan
magnet Bumi dan berpotensi untuk menghasilkan badai geomagnetik.
Jika kondisinya tepat, medan magnet CME dapat menekan dan mendistorsi Bumi, peristiwa ini disebut magnetosphere. Jika rotasi medan magnet CME bukan hanya tepat, tapi juga sejajar, kemungkinan akan terjadi geoeffective, yang menyebakan medan CME terhubung dengan medan magnet milik Bumi.
Apabila peristiwa ini terjadi, maka akan menyebabkan terjadinya badai
geomagnetik. Peristiwa ini menyebabkan injeksi partikel energi Matahari
ke dalam magnethosphere dan dengan cepat melepaskan energi yang tersimpan. Hasilnya adalah kemunculan aurora yang spektakuler di langit.
Namun ada kerugian dari kejadian ini karena berpotensi mengganggu kelancaran teknologi yang bergantung pada gelombang elektromagnetik. Gangguan komunikasi pun dapat terjadi selama badai geomagnetik ekstrem ini. Oleh karena itu, pesawat terbang diarahkan untuk menjauhi daerah kutub.
SOURCE : http://nationalgeographic.co.id
No comments:
Post a Comment