
Komet
Lovejoy berdasarkan observasi sebelum 10 Desember 2011. Gambar di sini
adalah sepasang, diambil pada dua waktu berbeda. Sumber :
Spaceweather.com

Kurva
peningkatan kecemerlangan komet vs waktu. Nampak pada puncaknya komet
Lovejoy berpotensi lebih terang dibanding Bulan purnama
Komet pun pada umumnya akan lebih aktif ketika lebih dekat ke Matahari. Ini disebabkan mulainya terjadi penguapan pada es dan bekuan senyawa
gampang menguapnya yang membentuk gas. Akumulasi gas lantas mengalir keluar dari dalam komet melalui retakan-retakan yang terbentuk dan tersembur ke angkasa sekitarnya layaknya letusan gunung berapi. Semburan ini juga membawa butir-butir debu dan tanah liat, yang lantas menyusun atmosfer dan ekor komet. Pantulan sinar Matahari pada debu-debu ini menjadikan atmosfer dan ekor komet terlihat, yang amat mengesankan betuknya karena tidak dimiliki benda langit lainnya di tata surya.
Komet Lovejoy pun demikian. Seiring kian mendekati Matahari, komet pun menampakkan atmosfer dan ekornya pula, yang kian lama kian terang. Bahkan prediksi memperlihatkan komet ini berpotensi menjadi komet paling terang di 2011, yang kecemerlangannya menyamai planet Venus di kala senja/fajar atau bahkan lebih. Bahkan tidak menutup kemungkinan komet ini bakal seterang Bulan purnama.Sehingga pada puncaknya nanti komet ini berpotensi menjadi benda langit paling terang relatif yang kedua di tata surya kita setelah Matahari.
Sayangnya, terlalu dekatnya posisi komet dengan Matahari membuat kita tak mungkin menyaksikan komet secara langsung. Butuh peralatan khusus untuk itu. Namun era penerbangan antariksa menyajikan kemugkinan lain. Dengan satelit-satelit pemntau Matahari yang bekerja 24 jam penuh masih tetap memantau Matahari secara rutin, maka komet Lovejoy ini bakal muncul dalam citranya. Misalnya dalam satelit SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) yang telah bertengger di orbitnya sejak 1995 hingga sekarang. Analisis citra satelit SOHO pada instrumen koronagrafnya (http://sohowww.nascom.nasa.gov/data/realtime/c3/512/) memperlihatkan komet Lovejoy telah muncul di medan pandang satelit ini sejak 14 Desember 2011 pukul 15:30 WIB. Situasi ini akan terus berlangsung hingga komet mencapai titik terdekatnya ke Matahari di 16 Desember mendatang.
Dengan lintasan yang terlalu dekat terhadap Matahari, komet ini diperkirakan takkan bertahan lama. Selain panas Matahari mencapai titik ekstrim yang membuat seluruh es dan bekuan didalamnya bakal menguap semua, perbedaan suhu antara bagian komet yang diterpa sinar matahari dn yang tidak akan sangat besar sehingga menyebabkan pemuaian tak seragam yang mampu meremukkan komet. Jika itu yang terjadi, komet Lovejoy akan menemui kematiannya segera pada 16 Desember 2011 besok.
Komet menubruk Matahari maupun benda-benda langit di tata surya bukanlah peristiwa aneh, meski sangat jarang terjadi. Peristiwa tubrukan komet terakhir yang fenomenal terjadi 17 tahun silamnya, tepatnya tatkala komet Shoemaker-Levy 9 menubruk Jupiter pada Juli 1994. Tubrukan komet dengan Matahari tak berdampak signifikan. Namun dengan planet sekecil Bumi, akan sangat berdampak. Kejadian 65 juta tahun silam, yakni tersapunya kehidupan dinosaurus dan 76 % makhluk hidup Bumi lainnya secara mendadak setelah merajai dunia demikian lama disebabkan oleh hantaman komet berukuran 10 km di Semenanjung Yucatan purba. Terbentuklah kawah raksasa berdiameter 200 km atau lebih, diiringi semburan debu yang menggelapkan Bumi selama beberapa tahun, menghentikan fotosintesis sekaligus menumpas hewan-hewan yang menjadi konsumennya.
Namun apakah peristiwa tubrukan komet Lovejoy dengan Matahari bakal berdampak bagi Bumi? Jawabannya tidak.
sumber : kafe astronomi
No comments:
Post a Comment